Ogan Ilir, Sumatera Selatan—Disaster Management Center (DMC) Dompet Dhuafa dan Dompet Dhuafa cabang Sumatera Selatan menyelenggarakan Community Gathering dan Training Kebencanaan yang dihadiri berbagai komunitas dari 17 Kabupaten/Kota di wilayah Sumatera Selatan.
Acara ini berlangsung di dua tempat: UTOPIA Collaboration Space, Kota Palembang dan Desa Burai, Kecamatan Tanjung Batu, Kabupaten Ogan Ilir, Sumatera Selatan pada Jumat (19/01/2024) sampai Minggu (21/01//2024).
Tepatnya 47 peserta dari 31 komunitas dengan latarbelakang yang beragam di Sumatera Selatan berpartisipasi dalam acara yang bertema Humanity Volunteer Gen Z.
Dengan tema tersebut, acara ini ditujukan untuk segenap relawan muda dari komunitas-komunitas di Sumsel agar dapat memahami nilai-nilai kerelawanan dan mampu menjadi jejaring kuat dalam penanganan dan kesiapsiagaan bencana di berbagai daerah Sumatera Selatan.
Selain DMC Dompet Dhuafa, pelaksanaan kegiatan ini juga berkolaborasi dengan melibatkan unit respons penanggulangan bencana Dompet Dhuafa, seperti Respons Darurat Kesehatan Layanan Kesehatan Cuma-Cuma (RDK LKC), Dompet Dhuafa Volunteer (DDV) dan badan penanggulangan daerah setempat, yakni Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Ogan Ilir.
“Peran komunitas sangat penting dalam jaringan relawan. Lewar struktur yang terbangun dalam jaringan komunitas bisa membantu respons cepat kesiapsiaagaan di beberapa wilayah yang memiliki risiko bencana masing-masing”, ungkap Ahmad Lukman sebagai Manager Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kebencanaan DMC Dompet Dhuafa.
DMC Dompet Dhuafa secara khusus mengisi materi teori Management Posko, Mitigasi Bencana Karhutla, dan Bencana Banjir.
Selain itu dalam tajuk khusus Pelatihan Siaga Bencana Sumatera Selatan, DMC Dompet Dhuafa melaksanakan praktik simulasi mitigasi bencana karhutla dan bencana banjir (water rescue) dibantu oleh BPDB Kabupaten Ogan Ilir.
Pelatihan simulasi mitigasi karhutla dan bencana banjir (water rescue) ini dinilai tepat dan memiliki urgensi yang tinggi.
“Di pelatihan siaga bencana terutama water rescue kita belajar banyak mengenai bagaimana cara menyelamatkan korban, bagaimana kita menyelamatkan dengan menggunakan tali dan juga banyak sekali kesan yang menakjubkan di sini”, terang Dina Bahriani Putri salah satu peserta pelatihan dari komunitas Rata Kota Palembang.
Melihat hazard atau segala sesuatu yang dapat berpotensi menjadi bahaya munculnya bencana di beberapa wilayah Sumsel antara lain karhutla serta bencana banjir.
Dedi Kurniawan dari BPBD Kabupaten Ogan Ilir memberi tanggapannya mengenai pelatiihan yang berlokasi di Desa Burai, Kabupaten Ogan Ilir.
“Untuk masalah banjir, longsor dan kebakaran hutan dan lahan menjadi hazard untuk wilayah Sumsel. Mungkin yang masih urgent untuk saat ini adalah banjir dan karhutla. Sumsel masih trending topic penyumbang asap”, tegas Dedi Kurniawan.
Melalui kegiatan ini diharapkan peserta yang merupakan para relawan dari komunitas-komunitas Sumsel mampu berperan aktif dalam penanggulangan bencana di tiap-tiap daerah komunitas.
“Para rekan-rekan pelatihan setelah ini bisa turun langsung ke lapangan, setidaknya bisa memudahkan dalam proses penanganan bencana di lapangan. Harapannya kegiatan ini terus ada, dan para relawan bisa bersinergi dengan beberapa badan penanggulangan bencana lainnya”, lanjut Dedi.
Dompet Dhuafa Sumatera Selatan pun menaruh harapan yang sama atas terselenggaranya acara Community Gathering dan Training Kebencanaan.
Melalui acara ini diharapkan para peserta dari komunitas Kabupaten/Kota Sumatera Selatan mampu berkolaborasi dengan project-project Dompet Dhuafa.
“Dengan harapan ini bisa menggali potensi kolaborasi dengan anak-anak muda di berbagai Kabupaten/Kota di Sumatera Selatan”, ujar Rizki Asmuni selaku Pimpinan Cabang Dompet Dhuafa Sumatera Selatan.
“Dan lewat kegiatan pelatihan kesiapsiagaan bencana, karena memang Sumatera Selatan biasanya banyak juga terjadi bencana di beberapa Kabupaten/Kota, sehingga dengan adanya pelatihan ini kita bisa menyiapkan dari para anak-anak muda Sumatera Selatan untuk bisa terjun langsung di lokasi bencana yang mungkin terjadi di daerah mereka masing-masing”, tutupnya.
Acara yang berlangsung selama tiga hari ini direspon baik oleh para peserta. Banyak wawasan baru yang diterima peserta, terutama praktik simulasi mitigasi bencana, baik mitigasi bencana karhutla maupun bencana banjir.
Jaringan relawan di komunitas-komunitas punya peran penting dalam kesiapsiagaan bencana. Melalui itu semoga terbangun juga jaringan relawan tanggap bencana yang bisa membantu kelompok penyintas bencana.
Selain itu dengan pembekalan ilmu dan pengetahuan perihal nilai-nilai kerelawanan dan kesiapsiagaan bencana selama acara pelatihan bisa memberikan andil dalam mitigasi bencana dan meminimalisir risiko bencana, khususnya di daerah Sumatera Selatan. Karena Bumi Cuma Satu, Berdaya Sekarang. (MAA/DMC Dompet Dhuafa)