Melintasi Jarak, Menembus Rintangan, dan Perkuat Solidaritas Kemanusiaan: Bagian Satu

Oleh: dr. Rosmalia

Peristiwa gempa Turki yang terjadi pada 6 Februari 2023 mampu menyita perhatian dunia, termasuk Indonesia. Apalagi, gempa berkekuatan M 7,8 SR itu mengakibatkan ribuan orang meninggal dan telah memporak-perandakan bangunan.

Kondisi itulah yang membuat saya dan dr. Zainab Aqilla dari LKC dengan DMC (Disaster Management Center) Dompet Dhuafa sebagai pusat respons kebencanaan Dompet Dhuafa yang bermarkas di Jalan Menjangan, Ciputat, Tangerang Selatan, tergugah untuk berangkat ke negara berjulukan Transkontinental itu. Tujuannya satu untuk misi kemanusiaan bagi saudara-saudara di Turki.

Setelah melewati proses panjang, saya bersama dr. Zainab Aqila pada tanggal 13 Februari 2023 bergabung dalam Misi Medis Kedaruratan Pemerintah Indonesia yaitu INA-EMT (Indonesian Emergency Medical Team) bertolak menuju Turki.

Kami tiba di Kota Hassa, Hatay yang terletak di sisi timur pegunungan Nur dan menghadap ke arah kota Gaziantep atau 20 kilometer dari pusat gempa. Hari pertama bermukim, kami mengalami kesulitan karena cuaca di Kota Hassa cukup ekstrim yakni -4°C, sehingga mau tidak mau saya bersama rekan-rekan menggunakan perlengkapan penghangat seadanya.

“Kami bisa merasakan, melihat langsung dan berpegang tangan bersama apa yang mereka alami,” ujar dr.Zainab Aqila.

Bagi dr Zainab Aqila, Turki bukan hal yang baru. Pasalnya, beliau pernah menempuh pendidikan Kedokteran  Universitas Gaziantep ,Turki, sehingga memiliki kedekatan emosional yang kuat, baik dari sisi budaya dan karakteristik warga Turki. Kebetulan, beliau juga dipercaya sebagai penyambung bahasa bagi tim INA EMT. Hidup harus tetap berjalan. Itulah yang harus dijalani warga Turki yang selamat. Mereka begitu kuat, ketika anggota keluarga dan saudara yang dicintainya pergi untuk selamanya.

Selanjutnya