Solusi Hadapi Kekeringan di Gunungkidul: DMC Dompet Dhuafa Adakan Peningkatan Kapasitas dan Pengenalan Teknologi Filterisasi Air Hujan

DIY, Bantul—Disaster Management Center (DMC) Dompet Dhuafa adakan pelatihan peningkatan kapasitas dan pengenalan teknologi filterisasi air hujan kepada warga Dusun Gagan.

Pelatihan berlangsung selama dua hari yang dimulai dari Minggu (25/06/2023) hingga Senin (26/06/2023) di Puncak Becici, Kelurahan Muntuk, Kecamatan Dlingo, Kabupaten Bantul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

Para peserta merupakan anggota komunitas Penggiat Lingkungan Hidup (PLH) yang berasal Dusun Gagan, Desa Pengkol, Kecamatan Nglipar, Kabupaten Gunungkidul, Provinsi DIY. Dusun Gagan mengalami kesulitan dalam mengakses air atau mengalami potensi bahaya kekeringan karena kondisi geografis mereka.

“Kegiatan ini dilakukan karena wilayah Dusun Gagan memiliki potensi bahaya kekeringan. Dengan memberikan wawasan, keterampilan dan teknologi baru dalam pengelolaan air bersih harapannya masyarakat mampu memperoleh dan mempertahankan air bersih agar masyarakat Tangguh Hadapi Bencana,” jelas M.Syaiban selaku penanggungjawab kegiatan yang merupakan Staf Community Resilience and Advocacy (CRA) DMC Dompet Dhuafa di sela-sela kegiatan.

Mereka merupakan komunitas yang membantu mengelola distribusi air di wilayah Dusun Gagan. Sejauh ini pengelolaan air masih bersifat swadaya dari masyarakat langsung.

Sehingga peningkatan kapasitas bagi PLH dirasa penting untuk menambah wawasan dan keterampilan dalam pengelolaan dan konservasi air.

“Saat ini tim CRA DMC Dompet Dhuafa sedang mengadakan peningkatan kapasitas yang merupakan agenda program KTTB Gunungkidul. Kegiatan ini diikuti oleh 20 anggota Penggiat Lingkungan Hidup di Dusun Gagan, Desa Pengkol tujuannya untuk menambah wawasan tentang pengelolaan air dan manajemen organisasi,” lanjut M.Syaiban.

Para peserta belajar tentang penguatan organisasi bersama Erina Cahyaningsih selaku Ketua Paguyuban Air Minum Masyarakat Yogyakarta/PAMMASKARTA Kabupaten Gunungkidul. Mereka belajar tentang strategi rekrutmen dan regenerasi anggota baru dan penguatan visi-misi organisasi.

Selain itu mereka belajar tentang pembuatan filterisasi air yang bisa dibuat dengan sederhana bersama Ahmad Sodik selaku Relawan Spesialis Panen Air Hujan (PAH) DMC Dompet Dhuafa. Adapun bahan-bahan pembuatan media filter meliputi serabut ijuk, batu zeoilite, karbon aktif/arang, pecahan batam, busa dakron, pasir silika, pasir manganese, batu kerikil dan pasir.

Tidak berhenti di sana, para peserta juga mendapatkan pembelajaran aktif melalui fun outbound bersama Lotello Organizer & Community. Lewat aktivitas ini para peserta belajar bagaimana koordinasi, kekompakan dan tanggungjawab bersama dalam menyelesaikan suatu masalah.

Sutarnih selaku salah satu peserta yang merupakan Sekretaris PLH mengutarakan sangat bersyukur bisa mengikuti kegiatan pelatihan ini. Pasalnya wilayah Dusun Gagan membutuhkan akses air bersih.

“Tetapi alhamdulillah, dua hari terakhir kita belajar mengenai panen air hujan yang pertama tentang pengelolaan kelompok air. Diselingi dengan game atau outbound yang diikuti dari peserta pengurus anggota atau pengekader dari unsur Karang Taruna kami yang tergabung dalam PLH,” ujarnya.

“Kami mengetahui bagaimana cara mengelola sebuah kelompok atau organisasi supaya menjadi lebih baik dan solid antara pengurus dan anggota dsb. Kita juga tahu tentang jaringan(stakeholder) untuk mencari bantuan misalnya untuk pengairan di dusun kami,” lanjutnya.

“Kedua kami juga diajari bagaimana memanen air dengan memanfaatkan air berkah yang turun dari langit (hujan) yang bisa kita peroleh di musim penghujan dan bisa kita olah sebaik mungkin sehingga bisa dipergunankan oleh warga di musim puncak kekeringan”.

Kegiatan ini merupakan agenda program Kawasan Tanggap Tangguh Bencana atau yang biasa disebut KTTB. KTTB di Gunungkidul fokus dalam penanganan dan pencegahan bencana kekeringan yang menjadi masalah utama bagi warga-warganya. Sehingga selepas kegiatan ini akan dilakukan dampingan lanjut bagi warga Dusun Gagan untuk pengelolaan dan konservasi air bersih demi menjadi masyarakat Tangguh Hadapi Bencana. Karena Bumi Cuma Satu, saatnya Indonesia Berdaya Hadapi Bencana. (AFP/ DMC Dompet Dhuafa)