Anak-Anak Palestina dalam Peperangan

Mestinya manusia belajar dari sejarah masa lalunya bagaimana penindasan dan peperangan bisa merenggut hak hidup semua lapisan masyarakat terutama kelompok-kelompok yang paling rentan menderita akan situasi ini, anak-anak misalnya.

Salah satu memoar penting soal bagaimana kisah kepiluan dampak yang diderita oleh anak-anak dalam sebuah peperangan adalah buku berjudul The Children Story of The War.

Keterangan: Anak-anak Palestina yang terdampak akibat perang dan serangan yang terus dilancarkan oleh pasukan Israel. (UNICEF)

Kurang lebih buku ini menceritakan bagaimana serangkaian peperangan yang terjadi pada Perang Dunia pertama membuat nyaris seluruh anak-anak yang ada di eropa harus kehilangan orang tua terutama ayahnya hingga mesti menjadi buruh di usia yang sangat muda.

Nyatanya kejadian itu berulang lagi di tengah dunia yang disebut-sebut sudah mengalami kemajuan dan mengagungkan kemanusiaan.

Fokuskan saja perhatian kamu pada yang sedang terjadi di timur tengah khususnya Palestina saat ini.

Sudah sebulan lebih Israel melakukan agresi masif dan besar-besaran kepada Palestina yang tidak hanya menyasar angkatan bersenjata namun lebih dari itu yakni infrastruktur penopang hidup seperti rumah sakit, pemukiman, hingga warga sipil yang mayoritas adalah anak-anak.

Ket: Ahmad, Seorang bocah Palestina yang kembali ke sekolahnya sebagai pengungsi perang. (Unicefusa)

Tentu saja kejadian ini merenggut spirit kemanusiaan dan perdamaian yang sebelumnya sudah coba dibangun oleh umat manusia sejak lama pasca perang dunia kedua usai, tetapi yang paling penting adalah bagaimana dampak penyerangan yang dilakukan oleh Israel kepada Palestina yang mayoritas korbannya adalah anak-anak.

Ed Cairns seorang profesor psikologi dari Universitas Ulster yang sudah cukup lama mengamati akibat peperangan terhadap anak-anak mengungkapkan beberapa akibat yang bisa ditimbulkan bagi anak-anak yang hidup atau merasakan peperangan.

Anak-anak hasil korban peperangan rentan kehilangan basis sumber dayanya, apa maksudnya?

Peperangan acapkali tidak hanya menyasar ‘lawan’ sebagai sasaran utamanya. Tetapi seringnya justru mengarahkan perusakan pada fasilitas-fasilitas yang menjadi sumber dasar kehidupan masyarakat.

Ini juga yang terjadi di Palestina sekarang, rumah sakit hancur, pemukiman luluh lantah yang mengakibatkan anak-anak sebagai korban perang terganggu pertumbuhan kesehatan dan sosialnya.

Kemudian terganggunya hubungan di dalam keluarga, Kita tahu kalau banyak sekali orang tua dari anak-anak di Palestina terlibat dalam ‘peperangan tidak sembang’ dengan Israel yang membuat banyak dari mereka gugur dalam pertempuran tersebut.

Imbasnya akan diderita oleh anak-anak dari keluarga yang kehilangan anggota keluarga dalam medan perang.

Anak-anak ini cenderung akan tertekan dalam menjalani hidupnya setelah perang usai. Akibat peperangan terakhir yang akan dialami oleh anak-anak adalah tumbuhnya pandangan pesimistis dalam hidup.

Dalam konteks Palestina saat ini, hal yang dikhawatirkan demikian. ketika mereka tiap hari dihantam oleh serangan udara pasukan Israel, kemudian pasokan makanan dan minuman memadai habis bisa jadi cara pandang mereka dalam hidup sepenuhnya akan berubah menjadi pesimis hasil dari peperangan yang mereka alami.

Dalam sebuah percakapan dengan seorang anak Palestina yang sekolahnya hancur akibat serangan Israel yang dikutip dari Unicef, Ahmad mengatakan ‘Aku tidak pernah membayangkan kalau aku akan kembali ke sekolahku lagi sebagai bocah pengungsi, Dulu aku sangat sayang dan mencintai sekolahku, tetapi setelah kejadian ini aku tidak tahu apakah aku akan tetap mencintai sekolahku lagi’.

Sekali lagi, Jika perang yang terjadi di Palestina saat ini masih berlanjut dampaknya sangat besar kepada anak-anak yang akan menjadi generasi yang akan hidup dan bercerita di masa mendatang.

Mari rapatkan barisan untuk meningkatkan kesadaran bahaya yang akan diterima oleh anak-anak yang terdampak peperangan, agar mereka bisa hidup dengan layak, nyaman, dan tentram. Satukan solidaritas untuk Palestina. (FZN/ DMC Dompet Dhuafa)