Melawan Sampah dari Lingkup yang Kecil

oleh: Lamdamatra Arliyando

Saat ini kondisi masyarakat Indonesia di perkotaan maupun pedesaan berfokus pada aktivitas ekonomi dan menjadikan lingkungan hidup prioritas ke sekian. Kita dapat membedahnya lebih dalam. Mulai dari 24 jam kehidupan manusia, 12 jam dihabiskan untuk bekerja (jam 06:00 sampai jam 18:00), 4 jam selanjutnya dihabiskan untuk bersantai, cooling down, dan bercengkerama bersama keluarga (jam 18:00 sampai jam 22:00), dan 8 jam selanjutnya untuk tidur. Aktivitas keseharian itu, porsi waktu yang dicurahkan untuk mengurusi lingkungan hidup sangat minim.

Aktivitas yang berkaitan dengan lingkungan hidup adalah membuang sampah dan mandi-cuci-kakus (MCK). Total keseluruhan waktu tidak lebih dari 2 jam. Aktivitas yang mendukung konservasi lingkungan hidup juga berkaitan dengan ekonomi itu sendiri, misalkan petugas kebersihan dan pengolahan sampah rumah tangga.

Dalam rentang mingguan, porsi waktu khusus yang dapat dialokasikan untuk aktivitas konservasi lingkungan hanya di akhir pekan. Dulunya masyarakat sering melaksanakan kerja bakti/gotong royong, misalnya membersihkan fasilitas umum yang ada di RT/RW-nya, membersihkan selokan, menanam tanaman, dsb. Aktivitas tersebut sudah nyaris ditemukan di perkotaan dengan berbagai alasan, seperti menonton bioskop, berjalan-jalan di mall, atau tinggal di rumah saja.

Dari 135,3 juta orang angkatan kerja Indonesia, 92,63 juta-nya merupakan karyawan penuh waktu yang terikat oleh jam kerja. Keterbatasan waktu ini merupakan suatu tantangan bagi pelestarian lingkungan hidup.

Gambar 1 – Berita Resmi Statistik November 2022 (BPS, 2022)

Masyarakat Indonesia sebagai warga dunia berkontribusi dalam produksi sampah plastik. Sebagai contoh, makanan yang dibungkus/take-away, menghasilkan minimal dua buah plastik yaitu pembungkus makanan ataupun pada meal-box-nya dan satu lagi pada kantong plastiknya. Apabila ditambah komponen pendukungnya, seperti sambal, kerupuk, alat makan plastic, dan botol minuman. Besarnya volume sampah plastik yang dihasilkan perhari perkapita tercermin dalam statistik secara nasional.

Dilansir dari situs Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN KLHK), pada tahun 2022, Indonesia menghasilkan 2,38 juta Ton sampah plastik dengan kapasitas pengolahan hanya mencapai 61,86%. Sampah plastik tidak terkelola mencapai 38,14% atau setara dengan 908.871 Ton per tahun. Volume tersebut menjadi beban yang akan terus terakumulasi di tahun berikutnya dengan asumsi tidak adanya penambahan kapasitas pengolahan.

Gambar 2 – Capaian Kinerja Pengelolaan Sampah se-Indonesia tahun 2022 (KLHK, 2022)

Memulai dari Lingkup yang Kecil

Perilaku yang diulang menjadi kebiasaan. Kebiasaan yang diulang akan menjadi budaya. Budaya peduli kepada kelestarian lingkungan hidup bermula dari perilaku individu. Perubahan pada perilaku kecil dapat memberikan dampak yang besar apabila dilakukan secara konsisten.

Sebagai contoh, perilaku kecil dalam hal konsumsi makanan yang berbungkus plastik. Apabila tidak menemukan tempat sampah, maka dimasukkan ke kantong saku. Setelah menemukan tempat sampah, baru dibuang. Dalam hal berbelanja, satu atau dua item sebaiknnya kita tidak perlu meminta kantong plastik. Barang belanjaan tersebut cukup dibawa dengan tangan (hand-carry), dimasukkan ke saku atau dimasukkan kantong belanja yang dibawa sendiri.

Anak laki-laki saya yang baru berumur 2 tahun, saya ajarkan untuk membuang sampahnya sendiri. Seusai minum susu kotak bergambar Bus Tayo, saya ajak dia ke tempat sampah untuk dia masukan sendiri. Sekarang dia sudah memahami dan harapannya kebiasaan baik ini terus dilakukan sampai membudaya.

Melanjutkan di Lingkup Komunitas

Di tengah kesibukan pekerjaan kantor, saya meluangkan waktu bergabung dengan komunitas olahraga kayak Bernama Rokan Kayak Sports Club atau RKS Club. RKS Club ini sering beraktivitas diu akhir pekan. RKS Club yang berdiri pada Agustus 2021 memiliki misi yang sangat mulia, yaitu 4K (kilometer, kilobyte, kilocallories, dan kilogram). Selain berolahraga dan mengambil footage, Kilogram bermakna sejumlah sampah yang dapat dikumpulkan dari perairan dimana kami berolahraga kayak.

Kami mempunyai beberapa pengalaman berpetualang di perairan danau dan sungai di sekitar provinsi Riau dan Sumatra Barat, antara lain ke Danau Buatan Rumbai di Kota Pekanbaru, Geowisata Buluh Cina di Kabupaten Kampar dan Kapalo Banda di Kota Payakumbuh. Pada Juni 2022, kami turut memperingati Hari Lingkungan Hidup Sedunia tahun 2022 dengan event Fun Kayaking & Bersih Danau. Kami berhasil mengumpulkan tiga buah kantong jumbo sampah plastik berbagai jenis.

(a). Momen mengumpulkan sampah di Danau Buatan, Rumbai, Pekanbaru

(b). RKS Club in-action

Event lainnya, pada November 2022, RKS Club mewakili Pertamina Pusat (Persero) dalam rangkaian

Komunitas Bergerak. Kami mengusung tema Pelatihan Pemandu Ekowisata dalam memberdayakan Pokdarwis (Kelompok sadar wisata) setempat. Kami berharap mereka mandiri dalam menjaga kebersihan danau dan lebih banyak wisatawan domestik yang datang healing di danau. Gagasan ini diharapkan mampu membangkitkan ekonomi dan menjaga kelestarian lingkungan hidup.

(a). Sesi Pemaparan Pelatihan Pemandu Ekowisata di Danau Buatan, Rumbai, Pekanbaru

(b). Pengurus berfoto dengan tamu undangan dan sahabat RKS Club

Pada bulan April dan Mei 2023, kami melakukan penerimaan anggota baru RKS Club. Dari data terakhir, tercatat 150 orang pendaftar dan 50 orang yang mengikuti pertemuan perdana di 13 Mei 2023. Pada bulan Juni 2023, kami sudah merencanakan agenda Fun Kayaking & Bersih Danau di perairan Danau PLTA Koto Panjang di Kabupaten Kampar, Riau. Event ini berkolaborasi dengan komunitas lain, yaitu dari pegiat olahraga memancing. Kami berharap dengan bertambahnya jumlah anggota komunitas RKS Club serta kolaborasi antar-komunitas, upaya pelestarian lingkungan hidup dapat berjalan menjadi semakin masif.

Pelajaran yang Dapat Diambil

Pada bagian akhir, saya mengingatkan bahwa di tengah keterbatasan waktu sebagai manusia ekonomi, kita mempunyai tanggung jawab moral untuk berkontribusi dalam menciptakan lingkungan hidup yang lebih baik.

  • Kita perlu menyadari manusia sebagai individu, manusia sebagai anggota keluarga dan manusia sebagai bagian dari komunitas. Sebagai individu, manusia perlu menumbuhkan kemauan untuk membiasakan perilaku yang terpuji. Naik ke lingkup berikutnya, sebagai anggota atau bahkan kepala keluarga, manusia mengajak turut serta atau dengan memberikan contoh bagi anggota keluarga yang lain. Di lingkup yang lebih luas, mengajak manusia lain yang mempunyai visi dan nilai yang sama untuk berkegiatan yang positif.

Banyak sekali peran yang dapat diambil oleh individu di dalam komunitas, dalam konteks konservasi lingkungan hidup. Dengan sudut pandang ekosistem yang komprehensif, ada peran doer, supporter, funding sponsor, dan investor. Peran ini sesuai kapasitas dan kesanggupan yang sifatnya tidak memaksa.

Dengan mengambil peran doer, individu dapat terlibat aktif sebagai motor penggerak. Sebagai supporter, individu dapat membantu hal-hal secara sukarela. Sebagai funding sponsor, individu dapat membantu pembiayaan maupun sebagai donator program konservasi lingkungan hidup. Sebagai investor, individu berkontribusi dalam mengembangkan ekonomi hijau.

  • Kita perlu memahami Prinsip 3R (Reduce, Reuse, Recycle) yang masih sangat relevan dalam kehidupan sehari-hari. Prinsip Reduce dan Reuse adalah hal yang paling mudah, sementara Recycle membutuhkan upaya dan waktu lebih. Sebagai contoh, Reduce dapat dilakukan dengan mengurangi pemakaian benda consumable yang berasal dari plastik dan memilih opsi dine-in ketimbang take-away. Reuse dapat dilakukan dengan menggunakan kembali bahan plastik yang dapat dialihfungsikan, ini tentu mempertimbangkan grade dari bahan plastik tersebut. Recycle dapat dilakukan dengan ikut menghancurkan botol minuman agar nantinya dapat segera di-recycle.

Dalam menyambut Hari Lingkungan Hidup Sedunia 2023, yang bertemakan “Beat Plastic Pollution”, saya sebagai individu berharap Pembaca yang budiman, mampu mengambil pembelajaran dan melakukan aksi nyata: Dimulai dari diri sendiri, dimulai dari hal yang kecil dan dimulai dari sekarang. Lingkungan hidup yang kita nikmati hari ini adalah hasil pelestarian dari generasi sebelumnya. Apa yang hari ini semoga dapat dinikmati oleh anak dan cucu kita.

BIODATA SINGKAT

Lamdamatra Arliyando lulus S1 dan S2 dari Institut Teknologi Bandung. Beliau adalah seorang karyawan di salah satu perusahaan BUMN Energi di Pekanbaru, Riau. Beliau turut mendirikan komunitas Rokan Kayakers Sport (RKS) Club sejak Agustus 2021. Bersama rekan komunitas RKS Club, beliau mengikuti sejumlah petualangan dan upaya konservasi perairan danau dan sungai di sekitar Riau dan Sumatra Barat.